Kampusgw.com

Menu

Liku-Liku Perjuangan Dara Karanganyar Menyelami Ilmu Perpustakaan

Saat membaca tulisan ini, bagi siapa saja yang menempuh program studi atau jurusan seperti saya, ambillah sisi baiknya. Abaikan sisi kepahitan yang menyertai perjuangan saya. Tetaplah istiqomah karena saya termasuk orang yang berada di angkatan awal atau “angkatan percobaan” di Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang kala itu.

Hal kedua, saya merasa minder ketika sekilas membaca portal inspirasi semacam kampusgw.com. Semua inspirasi yang diperolehnya sangat wah, dan sebenarnya tulisan saya tidak akan mungkin bisa disejajarkan dengan tulisan inspiratif lain di portal tersebut. Tapi terus terang, saya harap semua dapat tercerahkan dari apa yang saya tulis mengenai jalan pilihan dan takdir seseorang yang kadang tidaklah sama. Bagi mereka yang menekuni ilmu yang masih minoritas seperti saya, prestasi harus tetap diraih. Perjuangan untuk bisa dibilang disejajarkan dengan profesi lain itu tidaklah mudah. Anggap saja inilah seninya hidup menggeluti dunia yang baru.

Menyelami Ilmu Perpustakaan

Cerita yang bermula dari memulai, memilih dan menjalani mahasiswa dengan program studi yang tidak tenar dan tidak banyak orang tahu, bahkan ada yang dengan sadisnya bertanya, “di universitas mana jurusan itu dibuka?”, “Ada jurusan seperti itu?”, Dan hal lain yang bernada negatif bisa menjadi beban, namun bisa juga menjadi ajang untuk mencoba pengalaman di bidang yang baru, meskipun banyak orang yang meragukannya. Namun ketika di awal-awal meyakinkan diri mengambil jurusan yang tidak tenar, bukan berarti kedepannya kita juga tak bisa maju.

Hal itu akan kembali pada individu masing-masing dan bagaimana kita mampu mengembangkan bidang ilmu tersebut, agar lebih memiliki daya tarik yang bisa dibanggakan. Selain itu, ketika orang membaca referensi mengenai dunia perpustakaan, seseorang pun takkan pernah terbayang bahwa dia bukan mempelajari hal yang kecil, namun mempelajari hal yang baru, yang bisa bermanfaat untuk kehidupannya mendatang.

Memang dunia perpustakaan belum mampu mengakomodasi semua. Tapi dari hal dan bermacam ilmu yang kita dapat dari dunia perpustakaan, harusnya kita memiliki pandangan dan cara berpikir yang baru. Sebenarnya, bagi diri saya pribadi, akan ada banyak hal yang bisa kita raih dari semua ilmu yang kita pelajari. Akan ada yang suatu hari menghargai apa yang kau kerjakan, walaupun yang mencemooh bahkan akan lebih banyak, karena pada hakikatnya yang mencomooh itulah yang tak akan pernah tahu maknanya.

Apa untungnya setiap hari bergelut dengan buku? Apa untungnya setiap hari hanya menata buku, dibela-belain sampai strata 2? Mau dapat apa? Sebuah pertanyaan yang banyak ditanyakan orang, dan jika kita tidak hati-hati dalam menjawab, kita bisa tersulut emosi karenanya. Itu berarti, bidang apapun yang kita geluti, pertajam pengetahuanmu di dalamnya, sehingga tiada celah seseorang tersebut mencemoohmu.

Apalagi kalau saya jawab, “suatu hari saya ingin berprofesi menjadi seorang pustakawan yang bahagia.” Kemudian, apa timpalan kalian? Menertawai, mencibir, mencemooh, atau justru memberikan apresiasi kepada kami-kami para pustakawan? 1: 10 yang akan melakukan hal yang terakhir.

Dunia perpustakaan, bukanlah dunia yang kaku, bukanlah dunia yang memaksa kalian berpikir sekeras anak Statistika, berpikir dengan kemampuan diplomasi yang super seperti anak FISIP, dan tak senjlimet ilmu Teknik. Dengan kami menjadi mahasiswa ilmu perpustakaan, kami juga tidak ada niatan memaksa kalian untuk menggemari dunia perpustakaan. Karena minat baca itu tak bisa sama sekali dipaksakan. Tetap saja orang-orang yang bergelut di dunia perpustakaan tidak mendapatkan apresiasi yang baik di kalangan sebagian orang.

Bertahan dengan segala yang saya miliki, bekal yang saya punyai di bidang perpustakaan tidaklah cukup. Walaupun pada saaat itu menjadi mahasiswa berprestasi sekalipun, dengan beberapa ajang yang saya ikuti, itu tidaklah cukup mengakomodasi kebanggaan saya pribadi terhadap diri saya, terutama bidang ilmu perpustakaan yang saya pilih. Walaupun begitu, kata menyerah tidak akan pernah saya dengungkan lagi, terlintas pun tidak akan pernah lagi. Menjadi orang yang bersyukur jauh lebih baik, daripada saya menjadi orang yang kufur nikmat dengan menyesali apa yang saya pelajari pada saat ini.

Sampai dengan saat ini, sudah 3 beasiswa yang mengantarkan saya seutuhnya seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dunia ilmu perpustakaan. Tiga Institusi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk lebih dan lebih lagi belajar mengenai dunia perpustakaan. Walaupun pada awalnya mereka juga mengisyaratkan sedikit keraguannya memberikan beasiswa itu. Pernah ada yang menyayangkan, “kamu bisa memiliki kemampuan lebih, tapi kenapa kamu menyukai dunia perpustakaan?”. Dan memperjuangkannya sampai saat ini?

Karena hasil tes yang saya miliki, dari hasil Tes Potensi Akademik (TPA), sesungguhnya kecenderungan besar yang saya miliki adalah dunia eksakta. Sejak saya duduk di bangku SD sampai saya mengikuti tes intelejensi di perguruan tinggi strata 1 yang saya ikuti di PTN di Semarang. Lagi-lagi rencana Tuhan memiliki makna yang besar dalam rencana hidup saya. Berencana, kemudian meleset dari hasilnya, sering sekali saya alami. Apa kemudian kita memutuskan, kita belum layak? Bukan begitu cara berpikir seseorang yang memiliki kecerdasan, dengan hati yang setengah menerima, ternyata saya harus akui, rencana Tuhan jauh lebih indah dari yang saya bayangkan.

Mereguk Pengalaman di Dunia Kerja

Lulus strata 1 dengan mulus melalui program beasiswa, dengan waktu yang sangat tepat. Hanya 3 tahun 2 bulan saya menjadi pendatang di Semarang, sepenuhnya biaya hidup saya dipenuhi oleh salah satu perusahaan minyak ternama sampai saya berhasil menyelesaikan studi. Bahkan sama, di strata 2 pun, semuanya juga mulus-mulus saja. Saya tak hanya kuliah, namun saya juga harus bekerja. Kenapa harus bekerja? Karena saya merasa, saya harus lebih mempersempit waktu saya untuk menjauhkan diri dari sekedar hura-hura Jakarta. Saya harus bisa lebih mandiri dengan tanggungan pekerjaan dan amanah dari kampus di strata 2 yang harus saya tunaikan. Dengan segala lika-liku dan “kucing-kucingan” antara kampus dan kantor, saya harus bisa melewati itu semua dengan baik, tanpa ada yang terabaikan bahkan jadi korban. Saya lmemiliki disiplin yang tinggi dalam hal belajar atau kuliah dan bekerja.

Sampai di penghujung tahun 2014 harusnya secara otomatis saya juga memiliki andil untuk mengibarkan dunia perpustakaan. Harusnya saya bisa menularkan ilmu ini pada banyak orang. Lebih baik melihat dari sisi seberapa banyak orang yang membutuhkan daripada seberapa banyak orang yang yang mencela. Untuk katagori orang-orang yang meremehkan ilmu yang saya dapat, baik itu disampaikan secara langsung atau hanya dalam hati, saya juga berterimakasih. Para penggila perpustakaan pun juga berterimakasih. Anggap saja itu bentuk apresiasi dan perhatian tersendiri pada bidang yang kata mereka “enteng” ini.

Di awal 2015 nanti, tekad saya semakin mengerucut. Allah memberikan saya kesempatan untuk mengawali dan berpartisipasi mendirikan jurusan baru di sebuah perguruan tinggi negeri di Kalimantan Barat. Akhirnya, perjuangan saya memiliki ujung. Akhirnya saya bisa lebih banyak menebarkan ilmu tersebut pada orang banyak dan semoga bisa menjadi bagian yang membuat ilmu perpustakaan makin mendunia.

Doakan saya, dan bagi mereka yang masih menganggap sebelah mata, doakan suatu hari justru merekalah yang paling concern dalam mempelajari ilmu kepustakaan.

Tentang Asri Tri Undari

Gadis kelahiran Karanganyar Jawa Tengah yang lulus S1 Ilmu Perpustakaan dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang dan S2 Universitas Indonesia dengan jurusan yang sama. Pernah mengikuti pelatihan singkat di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Asri pernah mendapatkan beasiswa S1 dari Pertamina Foundation dan S2 dari Beasiswa Unggulan DIKTI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan The Habibie Center. Prestasi yang pernah ia raih antara lain Mahasiswa Berprestasi UNDIP tahun 2010, perumus & koordinator Senayan Library Development Management Center, dan peserta Student Exchange Library of Congress di Washington DC, Amerika Serikat. Mulai tahun 2015 Asri akan mengamalkan Ilmu Perpustakannya di Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak.

Categories:   Jurusan

Comments

error: Content is protected !!