-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Menimba Ilmu di King’s College London dengan Beasiswa LPDP
Melysa Retsahana, adalah salah satu dari ribuan pemuda Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di tahun 2014. Dara asal Surabaya tersebut diterima di King’s College London, Inggris untuk melanjutkan studi master di bidang Hukum Internasional dalam program General LL.M. Mahasiswi lulusan Fakultas Hukum, Universitas Airlangga ini percaya bahwa pemuda Indonesia perlu menuntut ilmu setinggi mungkin, karena dengan begitu pemuda-pemuda dapat memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan. Apa yang menginspirasi Melysa hingga bertekad melanjutkan kuliahnya hingga ke Inggris? Dan apa saja pesannya untuk pemuda-pemudi di Indonesia mengenai pentingnya melanjutkan studi hingga jenjang doktoral? Simak nukilan wawancara penulis Kampusgw.com Herdiani Hidayanti dengan Melysa Retsahana berikut.
Kenapa tertarik belajar Ilmu Hukum dan kenapa mengambil minat konsentrasi Hukum Internasional?
Well, awalnya karena nggak sengaja sih ambil jurusan Ilmu Hukum. Malahan dulu sempat nggak kepikiran pengen masuk hukum karena background keluargaku rata-rata dari bidang Ilmu Hukum, sehingga ada keinginan masuk jurusan lain. Aku sempat kuliah Ilmu Komputer dan akhirnya pindah. Cita-citaku bahkan pengen jadi dokter loh dulu. Haha.Kadang-kadang, aku juga ingin masuk kuliah di jurusan Bisnis atau Hubungan Internasional. Tapi kata kakakku waktu itu, “kalau hobi baca mending masuk hukum aja. Hukum nggak masalah hafalan, tapi harus suka baca.”
Sebenarnya aku nggak begitu suka baca buku berat sih, tapi memang dulu waktu masih kecil suka banget baca buku. Nah intinya kenapa memilih Ilmu Hukum, karena aku mikir “kenapa nggak?”Terus karena aku awalnya pengen masuk Hubungan Internasional, maka aku mengambil konsentrasi minat Hukum Internasional.Karena dengan belajar Hukum Internasional, aku memiliki keuntungan untuk belajar diplomasi plus hukumnya.
Apa hal yang paling berkesan saat kuliah di S1 Ilmu Hukum?
Kalau hal yang berkesan, banyak. Dimulai dari nilai semester satu yang cukup bikin aku kaget walau enggak bulat sempurna 4,00. Tapi aku jadi yakin sejak saat itu kalau Ilmu Hukum memang bidangku, merasa enjoy dengan mata kuliah yang ditawarkan, sering ikutan lomba – mulai lomba ASEAN Public Speaking, MUN dll. O ya, aku berpartisipasi dalam ALSA (Asian Law Student Association) dan tentunya berkesempatan bertemu dengan teman-teman dari jurusan Ilmu Hukum lainnya yang hebat dari seluruh Nusantara dan Asia. Di sini aku merasa menemukan banyak saudara baru. Aku juga sering apply beasiswa exchange, tapi selalu gagal. Hahaha. Termasuk gagal ikut seleksi HNMUN tingkat Universitas. Tapi darisitu, aku termotivasi untuk menanamkan rasa “Harus Bisa” suatu saat nanti. Toh aku enjoy dalam menjalani prosesnya.Jadi enjoy aja dalam mencapai sesuatu, karena itu yang akan membuatmu tahan dalam tempaan. Jika diringkas, yang paling berkesan ada tiga hal:
Pertama, mengikuti ALSA. Karena darisitu aku jadi punya koneksi baru sekaligus sahabat-sahabat baru yang datang dari background keren. Aku nggak pernah punya niat untuk seeking friend karena mencari benefits.Tapi di ALSA, aku diberi banyak teman yang super. Aku juga inget banget ikut National English Competition (ECOMP) merupakan hal yang nggak akan terlupakan. Bisa dua kali ikut itu dan selalu menang. Walau nggak juara 1, tapi bagiku itu cukup baik untuk mengisi masa muda dengan hal bermanfaat. Selain itu ALSA mengajarkanku untuk nggak takut punya mimpi besar.Aku inget banget dulu seniorku, Mas Reza Widodo, (Sekarang seorang Associate Lawyer di HHP)saat pembekalan ALSA bertanya, “Siapa yang mau keluar negeri untuk ikut ALSA Conference?”Aku dan beberapa teman angkat tangan dan mereka yang angkat tangan ini akhirnya beneran berangkat. Hal yang nggakakan terlupakan karena akhirnya bisa ke luar negeri tanpa ditemani orangtua. Ingat masa-masa fundingnya juga. Pengalaman baru dan seru deh. Karena itu sekarang aku bisa di Inggris, karena ALSA sudah memberi pengalaman untuk berani bermimpi besar termasuk berpergian ke luar negeri sendiri.Tentunya untuk aktivitas yang berhubungan dengan akademis.
Kedua, MUN juga hal menarik. Dulu aku pernah gagal sekali saat mengikuti seleksi HNMUN tingkat Universitas. Tapi toh aku bisa ikut dengan daftar jadi single delegation dan semuanya itu memang nggak gampang awalnya. Harus funding sendiri, urus visa sendiri, memesan flight ticket, akomodasi dan menyusun ittinerary sendiri. Bahkan pernah aku sendirian ke Inggris, karena seorang temanku saat itu ditolak visanya. Tapi itu nggak menyurutkan tekadku untuk bisa ke Cambridge. Semua perjuangan juga terbayar saat akhirnya aku mendapatkan award dari MUN di New York. Memang ya benar kata Elvira [Elvira Devinamira – Putri Indonesia 2014, Mahasiswi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Angkatan 2010-red], bahwa “hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha”. Benar-benar pengalaman yang nggak akan terlupakan dan banyak ilmu yang bisa dipelajari dari perjalanan ini.
Ketiga, sebelum aku lulus ada yang bener-bener berkesan, yang bisa dibilang well paid off. Waktu itu aku happy banget karena bisa sekali lagi ikut ALSA ECOMP di Universitas Indonesia di semester terakhir kuliah. Selain mendapatkan juara lagi, aku juga tiba-tiba dapat tawaran untuk exchange ke Jepang lewat program Jenesys karena direkomendasikan oleh Wakil Dekan I. bagian Akademik dan Kemahasiswaan. Rasanya senang banget. Apalagi di semester terakhir aku juga sebelumya (sekitar bulan Maret April) ke New York. Itu kan kota impianku dan ditambah aku ikut MUN dan dapat award best position paper untuk committee-ku. Coba saja kalau aku memilih untuk lulus 3.5 tahun, aku nggak bakal dapat semua pengalaman itu. Memang harus berkorban satu semester tapi benar-benar worth it. Intinya, nggak perlu memaksakan diri untuk lulus lebih awal. Yang penting lulusnya masih dalam taraf wajar dan bisa memaksimalkan pengalaman dalam rentang waktu kuliah.
Kenapa memutuskan untuk melanjutkan kuliah hingga S2 saat ini? Dan kenapa mengambil program General LL.M?
Kenapa S2? Karena aku memang dari awal ingin masuk pemerintahan. Misanya Kementerian Luar Negeri, kerja di organisasi internasional atau menjadi lawyer internasional. Intinya, aku ingin menjadi orang yang berpengetahuan luas. Buatku, suatu saat nanti jika aku menjadi pemimpin atau pun bekerja di sektor krusial, harus bisa memiliki wawasan yang luas dan baik. Jadi S2 ini akan membentuk pola pikir agar menjadi lebih kritis dan mempelajari bidang yang ingin kita pelajari lebih spesifik. Apalagi S2 itu seperti mempelajari lebih rinci dibandingkan yang kita pelajari waktu S1. Buaku, kalau ingin jadi pemimpin di masa depan ataupun bekerja untuk publik, kita harus bisa menjadi pribadi yang pintar karena tanggung jawabnya untuk masyarakat. Nantinya akan dituntut menjadi pengambil keputusan yang baik. Tapi bagaimanapun, tidak ada ilmu yang tidak berguna.
Dan kenapa General LL.M? Well, dengan mengambilGeneral LL.M, aku bisa combine courses. Tujuanku satu, ingin menjadi orang yang well rounded. Tapi itu bergantung masing-masing individu juga sih. Kalau udah tahu mana yang mau difokuskan mending ambil spesialisasi. Di General LL.M aku banyak ke arah International Private Law karena saat kuliah S1, mata kuliah yang aku ambil lebih ke Public International Law. Aku ingin “master” di dua bidang itu supaya balance dan yah balik lagi, to be a well-rounded person.
Apa hal yang paling berkesan saat kuliah di Inggris?
Yang berkesan mungkin dosen dosennya yah haha. Aku bersyukur sekali kampusku punya banyak dosen yang high qualified. Ada yang dari Cambridge, Oxford, Harvard sampai ada matakuliah yang dosennya itu Professor Columbia University tapi orang Israel asli dan beliau itu penasihat hukum sekaligus negosiator untuk kasus Israel-Palestina. Selain itu, kuliah disini juga merubah sudut pandang kita tentang permasalahan SARA yang selama ini jadi polemik. Karena pada kenyataannya kita tetap hidup berdampingan baik dengan orang yang beragama maupun tidak dan dengan etnis apapun, dari manapun. Materi kuliah disini juga lebih kekasus plus walaupun kuliahku banyak embel-embel internasionalnya, tetap aja harus belajar English Common Law. Jadi emang beda banget gitu dengan sistem hukum di Indonesia.
Siapa tokoh di keluarga yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan atas pilihan pendidikan yang dijalani sekarang?
Keluargaku nggak ada yang memaksaku untuk memilih kuliah apa dan di mana. Yang paling penting, aku harus bisa bertanggung jawab atas pilihanku. Tapi yang jelas semua orang mendukung. Mama, Kakak, (Alm.) Papaku semuanya mendukung dan aku sayang mereka jadi nggak ada yang dititikberatkan karena siapa.
Siapa tokoh, selain dari keluarga, yang paling menginspirasi kamu untuk melanjutkan kuliah sampai jenjang ini? Kenapa?
Hmmm… Siapa ya? Banyaaak. Tapi mungkin Sri Mulyani dan Cinta Laura. Aku melihat mereka sosok perempuan perempuan cerdas yang juga bisa menunjukkan sisi perempuan sebagai subyek yang bisa sukses, namun nggak melulu cewek itu harus mengumbar tubuh untuk bisa dikatakan cantik. Karena wanita pintar dan sukses itu speaks louder than that. They are sexy.
Apa perjuangan yang paling berkesan saat mendaftar sekolah Master?
Perjuangan IELTS karena dari awal cuma ngeh soal TOEFL dan punya waktu les cuma setengah bulan.
Bagaimana suka duka kuliah Master di Inggris?
Sukanya karena di London itu lahan opportunity. Banyak didatangi top law firms dan bisa kuliah gabungan di kampus-kampus keren karena kebetulan kampusku masuk University of London Group. Dukanya ya masalah adaptasi. Mulai dari gaya belajar mengajar, perbedaan sistem hukum, hidup jauh dari keluarga dan harus bisa mengatur uang sendiri dengan baik karena kan di Inggris apalagi London, mahal banget biaya hidupnya.
Menurut kamu, kenapa sih pemuda Indonesia wajib melanjutkan sekolah dan kuliah mereka hingga S2 dan S3?
Sewaktu ikut Program Kepemimpinan (PK) dari Beasiswa LPDP, kebetulan karena aku Awardee, pernah diminta untuk membuat quote dan mungkin bisa menjawab pertanyaan ini: “jika kau tak suka kemunduran bangsamu, harusnya kau pimpin dirimu untuk memajukan rakyat yang tak lain juga dirimu.”
Jadi, jika ingin bangsamu Indonesia ini maju. Jangan cuma bisa mencela dan menjelek-jelekkan bangsa yang katanya makin mundur. Tapi belajarlah, kalau perlu tuntunlah ilmu setinggi mungkin karena kalianlah yang bisa memajukan bangsa kalian sendiri.
Adakah pesan untuk adik-adik di SMA/sederajat yang ingin disampaikan tentang mengapa mereka harus melanjutkan kuliah?
Apapun jurusan kalian, dari manapun kalian sekolah mau SMA, SMK, STM dll dan dari sekolah apapun namanya, dunia kuliah itu memang tidak mutlak perlu tapi bermanfaat jika dijalani dan hasilnya bisa besar untuk kalian sendiri dan sesama termasuk bangsa. Siapa tahu kalian ini adalah pemimpin-pemimpin di masa mendatang. Kuliah itu akan membentuk karakter kalian untuk mengenal masyarakat sekaligus ilmu lebih mendalam. Selain itu, kuliah akan menjadi opportunity untuk bisa berkembang di masa kuliahkarena pada saat itu usia kalian sudah masuk ke usia dewasa dimana kalian sudah mengerti dan memiliki tanggung jawab dan pemikiran yang lebih baik.
Jangan takut dengan biaya kuliah karena beberapa media yang tidak bertanggung jawab hanya berani membesar-besarkan seakan biaya kuliah mahal, padahal banyak sekali beasiswa yang bisa didapat mulai dari dalam sampai luar kampus dan untuk kuliah di dalam maupun luar negeri. Sayapun dulu bersama teman-teman juga banyak yang dapat beasiswa kok. Yang penting adalah kemauan untuk belajar, cari tahu jurusan yang menjadi passion kalian. Bukan karena ingin dilihat keren atau karena paksaan. Enjoy dalam menjalani dunia kuliah karena bisa jadi akan berpengaruh pada dunia kerja atau profesi kita di masa yang akan datang. Yang penting tentukan passionmu dan sungguh-sungguh dalam mencapai dan menjalaninya. Good luck!
Categories: Beasiswa
Posted: Oct 25, 2016 07:53
joko purnomo
Posted: Feb 10, 2019 21:18
Maruli
Posted: Feb 11, 2019 08:34
admin
Posted: Jun 8, 2019 11:38
Admin M