-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Kuliah di Dua Jurusan Sekaligus: Kenapa tidak?
Motivasi setiap orang untuk mengambil jurusan tertentu di bangku kuliah memang beragam. Ada yang karena didorong oleh faktor ekonomi, saran orang tua, ajakan teman, tujuan pribadi, mengikuti tren pasar kerja dan sebagainya. Tidak sedikit yang mengambil jurusan ganda (double degree) seperti yang satu ini. Seseru apa kuliah di dua jurusan yang berbeda sekaligus?
- Motivasi mengambil dan kuliah di 2 jurusan dalam waktu yang bersamaan : Hubungan Internasional & Sastra InggrisMengambil jurusan Hubungan Internasional
Mahasiswa Hubungan Internasional (HI) kalau ditanya kenapa pilih jurusan HI, jawabannya pasti rata – rata yaitu ingin menjadi diplomat. Begitu pula denganku. Awal masuk HI dulu aku pengen banget bisa menjadi seorang diplomat atau duta besar yang membawa amanah Negara untuk Negara tempat aku ditugaskan serta mempunyai banyak koneksi yang dapat dimanfaatkan dari berbagai negara. Bagiku pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang keren dan cool. Impian itu sudah ada sejak aku masih menduduki bangku Sekolah Dasar (SD). Perjuangan untuk masuk ke jurusan ini penuh liku dan tantangan. Di tahun 2009, tidak jarang aku gagal berkali – kali dalam SNMPTN dan di ujian masuk universitas. Tapi aku tidak menyerah, selama pintu untuk menjadi seorang mahasiswa HI belum tertutup, aku percaya kalau aku belum “Gagal”. Akhirnya aku tetap mengikuti ujian masuk di beberapa universitas negeri hingga gelombang terakhir dan Alhamdulillah akhirnya aku diterima di jurusan Hubungan Internasional di Universitas Airlangga. Rasa bahagia dan syukur luar biasa karena bisa diterima di jurusan impian sejak kecil masih membekas hingga saat ini meskipun aku sudah lulus kuliah dan bukan seorang mahasiswa lagi.Di jurusan HI, akhirnya aku menemukan apa yang benar – benar aku inginkan selama ini. Perjalanan untuk lulus kuliah jurusan HI untuk menjadi seorang diplomat atau duta besar akhirnya membuka pandanganku selama ini bahwa jurusan HI tidak sesempit dan terbatas hanya untuk dicetak sebagai diplomat atau duta besar saja, namun juga jurusan HI mencetak mahasiswanya agar mempunyai pemikiran yang strategis dan mengikuti kondisi perkembangan global. Disamping itu, saat aku mendapatkan kesempatan magang di Kedutaan Besar Indonesia di New Delhi India, kesempatan tersebut semakin membuka pandanganku terhadap dunia diplomat. Dari kesempatan magang tersebut aku jadi tahu bagaimana seorang diplomat bekerja atau duta besar bekerja. Pengalaman yang sangat menarik sekali. Namun kemudian, dari situlah akhirnya aku memutuskan bahwa menjadi seorang diplomat atau duta besar tidaklah harus berkecimpung dalam dunia pemerintahan karena aku kurang cocok dengan sistem kerja para diplomat dan duta besar Indonesia.Meskipun sudah tidak ingin menjadi diplomat lagi, namun ilmu HI yang aku peroleh sangat bermanfaat dan membantuku bekerja di perusahaan internasional di Tokyo, Jepang, tempat dimana aku kerja sekarang. Tugas – tugas yang berat dan makalah beserta jurnal tiap harinya melatihku untuk berfikir logis dan harus bisa dipertanggungjawabkan karena kami harus mengungkapkan pendapat dengan didasari oleh fakta dan analisa yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Jadi saat aku mendapatkan presentasi di tempat kerja, aku menyuguhkan data berupa fakta dan memberikan saran dari hasil analisaku terhadap data tersebut. Aku nggak bisa membayangkan kalau aku nggak terlatih mengerjakan jurnal ilmiah dan makalah, mungkin saja aku tidak dapat meyuguhkan data yang baik dan tidak dapat memberikan saran yang relevan.Mengambil jurusan Sastra InggrisMungkin banyak yang bertanya kenapa aku mengambil dua jurusan yang berbeda dalam satu waktu yang bersamaan, bagaiman cara membagi waktu, tenaga, dan konsentrasi, apalagi disertai dengan kegiatan di luar kampus yang padat serta tugas – tugas yang bejibun. Well, yang jelas aku mempunyai prinsip untuk menikmati setiap aktifitasnya meskipun sedikit melelahkan tapi disitulah tantangannya. Di waktu yang bersamaan, aku tercatat sebagai Mahasiswi di jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga dan juga di jurusan Sastra Inggris di STIBA. Alasanku mengambil dua jurusan tersebut adalah karena aku rasa HI haruslah ditunjang dengan Bahasa Inggris yang kuat. Lalu mungkin akan muncul pertanyaan lagi dari teman – teman, yaitu kenapa nggak ambil les Bahasa Inggris aja kalau untuk menunjang HI? Jawabannya, di Sastra Inggris dikampusku, STIBA Satya Widya Surabaya, ada mata kuliah ekspor – impor, internasional marketing, business correspondence, ground handling (management bisnis penerbangan), serta ada pilihan mata kuliah bahasa selain Bahasa Inggris yaitu Bahasa Jepang, Perancis, atau pun Jerman, dan pilihanku jatuh pada Bahasa Jepang karena aku sangat suka mempelajari Jepang, budaya Jepang dan juga bahasanya sejak SD. Mata kuliah itulah yang akhirnya membuat jurusanku berwarna dan bervariasi, jadinya nggak bosen dan juga sangat menunjang HI ku terutama pada bagian Ekspor – Impor karena masuk dalam ranah bisnis internasional.Kemudian bagaimana caraku untuk membagi waktu, tenaga, dan pikiran saat kuliah di dua tempat? Jawabannya, sebenarnya aku termasuk anak yang beruntung karena kuliah di HI Universitas Airlangga dimulai dari pagi hari sampai sore hari, malamnya kuliah di Sastra Inggris STIBA. Memang tidak selamanya mulus karena terkadang ada mata kuliah wajib di HI yang harus diambil yang jam kuliahnya hampir bersamaan dengan yang di Sastra Inggris. Saat itu mata kuliah wajib tersebut mulai jam 4 sore dan selesai jam setengah 7 malam. Sedangkan kuliahku yang kedua mulai dari jam 6 sore sampai 9 malam. Jadi aku harus meminta izin kepada dosen di kampus STIBA untuk datang telat pada hari tertentu karena jadwal kuliah yang bertabrakan. - Peran Orang Tua ataupun teman
Kalau ditanya tentang siapa yang paling berperan sejauh ini hingga akhirnya aku bisa sampai jadi seperti ini, jawabannya yaitu ibuku. Ibukulah yang berperan besar mendukungku sampai saat ini. Eits,bukan berarti aku memilih jurusan karena desakan ibuku lho ya. Memilih jurusan Hubungan Internasional dan Sastra Inggris purely keinginanku sendiri. Ibuku hanya mendukungku karena beliau melihat passionku, impianku, serta kelebihanku yang memang sesuai di jurusan HI dan Sastra Inggris semenjak kecil. Beliau juga yang mengajariku untuk pantang menyerah di saat aku gagal ataupun terjatuh serta mendorongku untuk menggunakan setiap kesempatan yang ada selagi aku masih mampu. Beliau juga tidak segan-segan menginvestasikan uang untuk kegiatan – kegiatanku selama itu positif dan bisa menunjang karirku di masa depan, karena beliau selalu berfikir hal itu adalah investasi yang akan sangat bermanfaat di masa depan. Aku sering ragu dalam memilih, namun yang sering memantapkan hatiku adalah Ibu. Ibuku tidak hentinya selalu mendorongku dan selalu memotivasiku untuk selalu percaya akan pilihanku sendiri, bukan pilihan orang lain. Ibuku selalu menjadi panutanku hingga saat ini karena meskipun beliau bekerja, namun hal itu bukanlah menjadi alasan baginya untuk tidak memberikan pendidikan hard-skill serta akhlak-budi pekerti luhur dan tetap mengurus rumah dengan baik. Beliau juga yang selalu menanamkan nilai – nilai bijak. Hal yang selalu aku ingat dari beliau dan menjadi nilai fundamental bagiku sampai saat ini adalah “Orang sukses bukanlah orang yang mempunyai gelar tinggi atau orang yang mempunyai banyak uang atau pun terkenal, namun orang sukses adalah orang yang mampu memanfaatkan ilmunya untuk masyarakat dan selalu bisa bermanfaat bagi minimal orang – orang sekelilingnya dan masyarakat sekitarnya.
- Suka dan dukanya
Kuliah di HI dan Sastra Inggris tidak bisa terlepas dari suka duka saat kuliah di dua jurusan ini. Inilah duka yang aku hadapi :
Tugas kuliah yang banyak
Suka dukanya di jurusan Hubungan Internasional ini yaitu tugas – tugas kuliah yang membuat jurnal di setiap mata kuliah dan tiap harinya, bebannya hampir sama dengan tugas anak – anak teknik, bahkan banyak teman – teman dari jurusan lain di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik (Fisip) yang sempat ikut mata kuliah pilihan HI, mereka bilang tugasnya berat karena banyak jurnal dan presentasi. Belum lagi ada tugas kuliah dari jurusan Sastra Inggris yang megharuskan kita untuk mampu memahami sastra – sastra inggris kuno. Jadi aku harus siap mental untuk menghadapi tugas dari dua tempat kuliah.
Waktu kuliah dan ujian yang bentrokan
Resiko kuliah didua tempat salah satunya yaitu jadwal kuliah yang bentrok, di mana aku harus datang terlambat 30 menit di kampus yang kedua karena masih ada mata kuliah lain di kampus yang pertama. Apalagi repotnya saat Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), aku harus siap kekurangan waktu untuk mengerjakan soal ujian karena harus aku harus bisa selesai lebih cepat 30 menit di HI dan terlambat 30 menit. Jadi, management waktu sangat diperlukan.
Ilmu yang sangat bermanfaat dan dapat diimplementasikan
Ilmu HI bukanlah ilmu langsung seperti teknik maupun ekonomi. Namun ilmu HI sangat menarik untuk dipelajari karena kita belajar tentang strategi, kepentingan orang lain, bisnis, berfikir ilmiah, hingga perang. Ilmu yang sangat aku rasakan manfaatnya hingga kini ialah berfikir ilmiah, strategi, juga pengambilan keputusan. Hal ini terbukti saat aku bekerja, tugas – tugas membuat jurnal ilmiah akhirnya membuatku terbiasa berfikir dan berpendapat berdasarkan fakta serta mencari celah yang terbaik untuk memilih sesuatu.
Teman – teman kuliah yang beraneka ragam : mulai dari yang seumuran hingga yang sudah nenek – nenek dalam satu kelas
Kuliah di dua tempat punya kesan tersendiri bagiku terutama pada teman – teman. Di HI, teman – temanku kebanyakan seumuran denganku dan mereka juga baru lulus SMA langsung mengambil kuliah. Namun berbeda dengan teman – teman di Sastra Inggris, dimana setelah lulus SMA, mereka langsung bekerja untuk menabung membiayai kuliah mereka. Alhasil, kebanyakan dari mereka lebih tua 2 – 5 tahun dariku. Yang lebih menariknya lagi, ada yang sudah mempunyia anak dan cucu, tapi masih lincah dan punya semangat tinggi untuk menimba ilmu. Mereka baru saja bisa mengenyam pendidikan sarjana setelah sekian tahun lamanya. Rasanya sedikit aneh karena mempunyai teman sekelas yang jauh lebih tua beberapa tahun daripada aku, tapi dari mereka aku juga bisa belajar untuk dewasa dan menghargai segala sesuatunya.
Pesan – pesan untuk adik – adik di SMA / sederajat yang akan mengambil jurusan yang sama
Pesan – pesan untuk adik – adik di SMA / sederajat yang mengambil jurusan yang sama denganku, yaitu :
a. Mengasah soft-skills dengan ikut kegiatan / organisasi dalam maupun luar kampus
Aku sarankan jangan hanya kuliah saja selama masa kuliah meskipun mempunyai tugas yang bejibun. Ikutlah kegiatan yang menunjang untuk masa depanmu di samping kuliah, karena di kegiatan luar kuliah kalian bisa menerapkan ilmu kalian. Jika kalian hanya kuliah saja tanpa mengasah soft skills kalian dengan mengikuti kegiatan kampus atau di luar kampus, kalian tidak akan mempunyai value lebih dan persiapan dalam menghadapi dunia kerja saat ini. IPK memang penting, namun IPK bukanlah segalanya, asalkan IPK kalian masih 3, (tiga koma), itu sudah cukup dan “save” untuk mendaftar pekerjaan nantinya. Di dunia kerja, yang terpenting bukanlah IPK, namun ilmu, pengalaman, dan kemampuan yang kalian asah selama kalian masih kuliah. Perusahaan memerlukan orang yang ‘bisa kerja’, bukan orang yang sekedar ‘jago berteori’.
b. Membangun networking sedini mungkin
Saat kuliah merupakan saat yang penting dalam membangun networking karena masa kuliah itu masa di mana kalian sudah dianggap dewasa dan siap untuk memasuki dunia kerja. Dalam dunia kerja, selain ilmu, kemampuan, dan pengalaman, networking berperan besar bagi karirmu ke depan karena dengan memiliki network, kamu akan memiliki lebih banyak opportunity dan peluang bisnis yang akan bermanfaat bagimu dan bisnismu nanti di masa depan.
c. Memilih opportunity yang sesuai dengan passionmu dan menunjang karirmu
Akan ada banyak dan berbagai macam opportunity yang menanti kalian. Namun kamu harus pintar memilih opportunity mana yang sesuai dengan passionmu dan keinginanmu. Aku sarankan untuk memilih yang manfaatnya tidak terhenti saat kuliah dan sekedar hobi saja, namun juga harus mempunyai jangka panjang serta mendukung karirmu dikemudian hari.
d. Nikmati setiap moment yang ada selama kuliah
Banyak hal yang menarik maupun yang tidak menyenangkan saat kuliah nanti. Saranku nikmati aja semuanya. Jika kita mendapatkan hal yang menyenangkan jadikan itu sebagai penambah semangat, namun jika ada hal yang nggak menyenangkan, anggap hal itu sebagai cambuk dan motivasi untuk lebih baik kedepannya. Pokoknya selalu enjoy dan nikmati setiap moment selama kuliah karena kamu akan sangat merindukan masa – masa kuliah setelah kamu lulus nanti.
Categories: Jurusan
Posted: Sep 11, 2016 15:19
shina
Posted: Sep 18, 2016 18:50
admin
Posted: Dec 27, 2016 12:14
hanhana
Posted: Dec 27, 2016 15:18
admin
Posted: Dec 30, 2016 09:15
Elysa
Posted: Dec 30, 2016 11:08
admin
Posted: Jun 15, 2017 23:10
Zihan
Posted: Jun 16, 2017 05:39
admin
Posted: Dec 1, 2017 21:54
michelle
Posted: Dec 2, 2017 14:12
admin
Posted: Jan 22, 2018 09:50
Hani
Posted: Jan 23, 2018 09:17
admin
Posted: May 18, 2018 21:30
BG
Posted: May 22, 2018 06:31
admin
Posted: Jul 27, 2018 19:07
Zaza
Posted: Jul 29, 2018 20:10
admin
Posted: Oct 28, 2018 02:55
Sehe
Posted: Nov 8, 2018 09:20
admin
Posted: Jan 8, 2019 23:51
Shandhira Asaaiajabah
Posted: Jan 10, 2019 20:02
Rai
Posted: Jan 11, 2019 14:07
admin
Posted: Jan 11, 2019 14:08
admin