-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Ady Muzwardi, Sukses Kuliah di 2 Jurusan Pekerjaan Tidak Harus Selalu Sesuai dengan Jurusan Kuliah
Halo sahabat Kampusgw.com. Perkenalkan nama saya Ady Muzwardi. Saat ini saya bekerja sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi negeri. Di sini, saya akan menceritakan pengalaman bekerja yang tidak sesuai dengan jurusan kuliah. Maksudnya, kompetensi atau kualifikasi pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Terkadang pekerjaan yang kita raih memang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan kita. Ada yang dulu ikut mengambil jurusan A, B atau C karena faktor orang tua, kawan atau coba-coba. Ada pula yang terpaksa karena gagal diterima di jurusan yang diidamkan. Hal tesebut sudah lumrah, tetapi kerja yang tidak sesuai dengan jurusan itu baru luar biasa.
Luar biasa?
Tentu saja kita tidak punya dasar ilmunya. Jadi belajar dari awal lagi. Itu yang saya alami, lulus dari S1 jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, kerja di bangunan. Hal itu terjadi karena kebetulan perusahaan lagi membutuhkan seorang staf administrasi dan lapangan.
Awal bekerja membingungkan, membuat klaim tagihan yang banyak. Saya mulai mempelajari membuat laporan keuangan. Semakin hari semakin terbiasa, setelah itu saya mulai mempelajari Ilmu Teknik Sipil yang tidak pernah saya pelajari. Bagaiamana pemasangan rangka baja, pemasangan scaffolding, gypsum, rangka atap, pipa, pengecoran dan beton, hampir semua soal bangunan. Hal-hal yang dulu yang saya kira pekerjaan mudah seperti pengecatan, ternyata membutuhkan ilmu tersendiri mulai dari pencampuran warna dan penguasaan tebal tipisnya cat. Karena perusahaan tempat saya bekerja merupakan perusahaan yang ikut dalam pembangunan apartemen, mall, perumahaan dan perkantoran.
Pekerjaan terberat saya selama bekerja di bangunan adalah membaca gambar, apalagi kalau yang dibangun sebuah mall. Melakukan zona marking penentuan titik pekerjaan, terkadang saya pikirkan bagaimana seorang Sarjana Ilmu Politik bisa menjadi bagian dari perusahaan konstruksi. Setelah pekerjaan soal klaim tagihan, pembuatan penawaran tender, material dan pekerjaan konstruksi, saya mulai ditempatkan untuk pekerjaan pengurusan pajak. Itulah “skak match” buat saya. Dua bulan lebih saya dilatih dalam Brevet C Perpajakan.
Ya memang saya menguasai perpajakan tetapi secara teori. Ternyata praktek tidak semudah teori. Perpajakan merupakan bidang ilmu yang membutuhkan pengalaman tinggi. Itu yang terjadi pada saya. Ibarat tentara yang belum pernah perang tiba-tiba disuruh terjun dengan resiko yang besar. Akhirnya, saya baru paham kalau pekerjaan harus membutuhkan ketelitian tinggi dan kewaspadaan dalam resiko.
Pekerjaan di bangunan merupakan pekerjaan yang mengharuskan manajemen emosi dengan baik. Kondisi para pekerja yang terporsir akibat pekerjaan fisik membuat orang-orang menjadi sensitif. Disinilah kita bisa menerapkan sisi diplomasi dalam memberi perintah dan mengarahkan para pekerja tanpa melukai sisi kejiwaan mereka. Hal ini saya pelajari dari pengalaman buruk staf-staf lapangan yang justru mendapat serangan fisik akibat pola perilaku emosi yaitu tekanan psikologi yang keras melalui kata-kata kasar terhadap para pekerja di lapangan.
Pengalaman yang unik selama bekerja di bangunan ialah ketika kita berinteraksi dengan tukang-tukang bangunan. Mengetahui kehidupan mereka, kesulitan hidup mereka. Pekerjaan mereka memiliki resiko yang tinggi dan kerja keras yang menguras tenaga. Menemani mereka sampai malam itu terkadang yang saya lakukan terutama kalau ada pengecoran dan pemasangan rangka baja. Upah mereka memang tidak seberapa. Tapi semangat tinggilah yang saya pelajari dari sini.
Mall, hotel, apartemen tidak akan jadi kalau tidak ada orang-orang seperti mereka. Jadi saya belajar menghargai pekerjaan orang lain. Walaupun pekerjaan mereka seperti itu belum tentu kita bisa melakukanya.
Kesimpulan dari pekerjaan yang salah jurusan adalah jangan putus asa, jangan menyesal tetapi belajarlah sebanyak mungkin di tempat kita bekerja. Ilmu bukan hanya di bangku kuliah tetapi bisa kita dapat di mana saja. Memulai pekerjaan di mana kita tidak punya dasar ilmu memang berat, tetapi semua akan bisa kita lakukan asal mau belajar. Yang terpenting belajarlah menghargai pekerjaan orang lain. So enjoy your work everywhere.
Categories: Karir
Posted: Dec 24, 2016 17:48
Bablofil