-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Serunya Menjadi Ghostwriter
Halo sobat Kampusgw. Tahukah kamu apa itu Ghostwriter?
Jika sudah, apa pendapatmu tentang profesi tersebut?
Nah, Ghostwriter sendiri adalah orang yang menuliskan buku untuk orang lain. Misalnya, Toni memiliki keterampilan menulis buku. Maka, ia diminta bantuan oleh Tono untuk menuliskan buku. Dalam konteks ini, nama penulis yang tercantum di sampul buku adalah nama Tono, bukan Toni.
Ghostwriter menjadi salah satu profesi yang menjanjikan di abad digital ini. Pasalnya, profesi ini bisa dikerjakan secara fleksibel dengan modal minim. Modalnya hanya keterampilan menulis, niat yang tulus untuk membantu klien, pengetahuan yang luas, dan kemampuan membaca pasar.
Seorang Ghostwriter bertugas mulai dari membuat outline, melakukan riset, menulis konten buku, hingga membantu klien menerbitkan bukunya. Mereka sangat membantu klien yang ingin dibuatkan buku namun tidak memiliki waktu atau keterampilan menulis yang baik.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan ngobrol bareng Mas Agung Setiyo Wibowo yang merupakan salah satu Ghostwriter profesional.
Halo Mas Agung, apa kabar Mas?
Baik banget. Alhamdulillah.
Sejak kapan Mas Agung belajar menulis?
Buku pertama saya terbit di tahun 2007 pada usia 19 tahun. Dari situ, saya terus mengasah kemampuan menulis saya dalam bentuk esai, artikel, jurnal ilmiah, blog, dan buku. Hingga kini sudah lebih dari 40 buku yang telah saya terbitkan. Baik yang diterbitkan oleh penerbit mayor maupun penerbit indie.
Bagaimana sih suka dan dukanya menjadi seorang Ghostwriter?
Hampir tidak ada dukanya sih. Karena saya begitu menikmati profesi ini. Hobi saya membaca tersalurkan lewat tulisan. Hobi saya menulis dibayar dengan Rupiah. Sukanya sih bisa membuat klien tersenyum dan mengucapkan “terima kasih” karena buku mereka terbit di penerbit terkenal. Saya begitu bangga ketika melihat karena bahagia karena mereka melihat buku mereka sendiri ada di toko-toko buku di seluruh Indonesia maupun marketplace.
Apa saja sih yang perlu dimiliki oleh seorang Ghostwriter menurut Mas Agung?
Pertama, passion yang kuat dalam menulis. Tanpa passion, saya rasa itu menjadi berat ya. Karena mengikuti keinginan klien itu gampang-gampang susah. Kedua, keterampilan yang baik dalam menulis karena itu adalah fondasinya. Ketiga, motivasi yang tinggi untuk menyukseskan buku klien. Mengapa? Karena tanpa motivasi yang tinggi, kita mungkin akan “tergoda” dengan uangnya saja. Namun, dengan motivasi yang hakiki kita bisa terdorong untuk melakukan yang terbaik. Keempat, kemampuan meriset. Karena buku yang bagus tuh harus memiliki Unique Selling Point. Kelimat, kepiawaian membaca pasar. Karena Ghostwriter yang profesional itu bisa memberikan solusi yang dibutuhkan klien sekaligus bisa memberikan saran terbaik agar buku kliennya sukses di pasaran.
Bagaimana pendapatan sebagai Ghostwriter Mas? Apakah cukup menjanjikan?
Menjanjikan atau tidaknya itu relatif ya. Yang pasti, saya sangat bersyukur. Karena saya merasa dibayar ketika bermain. Mengapa? Karena menulis itu bagi saya seperti bermain, jadi saya tidak merasa sedang bekerja.
Kalau boleh tahu, berapa sih harga yang Mas patok ketika menuliskan satu buku untuk klien?
Bervariasi sih. Antara Rp 50-100 juta. Bergantung dari tenggat waktu, topik, dan kompleksitasnya. Jika teman-teman cari di internet pasti harganya juga beragam banget ya. Karena itu bergantung dari jam terbang, reputasi kita selaku Ghostwriter, dan budget klien.
Selama ini, topik buku apa saja yang pernah Mas Agung tulis?
Sangat beragam ya. Mulai dari biografi, manajemen, bisnis, motivasi, kepemimpinan, penjualan, coaching, agama, budaya, pendidikan, dan berderet topik lain yang berhubungan dengan Self Help alias pengembangan diri.
Berapa lama sih waktu yang Mas Agung butuhkan untuk menulis sebuah buku?
Bergantung topik dan tingkat kerumitan sih. Tapi rata-rata antara 1-6 bulan.
Apa pesan-pesan Mas Agung bagi teman-teman yang ingin menjadi Ghostwriter?
Milikilah motivasi yang kuat untuk menulis. Karena itu modal utamanya. Lalu, tingkatkan kemampuan kita dalam melakukan riset. Pandai-pandailah “membaca” tren pasar.
Nah, itulah sharing dari Mas Agung Setiyo Wibowo yang juga merupakan penulis Write First. Apakah ada yang tertarik menjadi Ghostwriter?
Categories: Pengembangan Diri