-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
MNF. Prasetyo: Menjadi Coach itu Keren
Dulu ketika masih duduk di bangku SMA sempat terpikir untuk melanjutkan studi di Psikologi. Kenapa psikologi, karena saya berpikir bahwa ke depan banyak orang yang akan bermasalah dengan dirinya, keluarga, lingkungan kerja dan lain sebagainya. Saya berpikir saya bisa membantu mereka untuk keluar dari masalah mereka. Namun kondisi berkata lain, Ibu menginginkan saya untuk mengambil jurusan Manajemen di salah satu universitas negeri di dekat kota saya berada. Mungkin sempat berpikir bahwa keinginan untuk membantu orang lain saya biarkan menjadi mimpi saya.
Namun, apa yang saya alami beberapa tahun saat ini sungguh sangat berbeda. Dalam satu titik saya terdiam hampir tidak mempercayai apa yang terjadi saat ini. Sungguh Allah SWT tidak akan membiarkan impian dan doa hamba-Nya terlepas begitu saja. Tepatnya akhir tahun 2013, saya mengenal suatu ilmu yang bernama Coaching. Ilmu Coaching yang saya dapatkan saat itu masih bersifat dasar. Oleh karena itu maka saya berniat untuk mengikuti kelas sertifikasi Coaching. Alhamdulillah pada tahun 2014, kelas sertifikasi Coaching berhasil saya ikuti setelah mendapat persetujuan dari atasan. Di sinilah momentum di mana saya terdiam dan hampir tidak mempercayainya. Bahwa ternyata coaching, di sini bisa membantu memfasilitasi orang dengan permasalahan seperti yang saya inginkan pada masa SMA dahulu. Hanya yang membedakan adalah posisi saya bukan sebagai seorang psikolog namun sebagai seorang Coach. Pada titik ini saya menyadari bahwa “jangan pernah lelah dengan mimpi-mimpi kita karena Allah SWT akan mengantarkan kita menuju ke sana jika kita bersungguh-sungguh”.
Kenapa saya sangat senang berprofesi sebagai seorang Coach? Dalam satu sesi coaching di mana saya diminta meng-coaching ibu-ibu muda dengan tujuan ingin menaikkan berat badannya. Pada sesi lain, ada seorang ibu-ibu yang pada sesi coaching memiliki anak pertama yang berusia 10 tahun, tujuan ibu-ibu ini meminta dicoaching adalah ingin memiliki anak kedua. Beliau sudah berupaya sedemikian rupa seperti medis dan lain sebagai bersama suaminya. Pertanyaannya adalah dengan latar belakang saya seorang trainer di Corporate University di salah satu Bank BUMN, apa memiliki kompetensi untuk menyelesaikan permasalahan dari ibu-ibu yang menjadi klien saya tadi? Saya tidak mempunyai pengalaman sebagai seorang ahli gizi, personal trainer atau bahkan dokter ahli kandungan. Maka bila metode yang saya gunakan adalah training, mentoring atau konsultasi akan tidak sesuai karena itu bukan kompetensi saya. Maka ketika saya melakukan pendekatan dengan metode coaching, itu akan powerful. Kenapa?? Karena coaching adalah proses menggali, mendengar dan mengajak klien untuk menyadari situasi yang dialami. Sehingga klien tergerak untuk menemukan jalan keluar dari yang dialaminya
Coach mengajak klien untuk berpikir dan mengeksplorasi potensi yang ada pada dirinya. Pada momentum tersebut klien biasanya akan menyadari bahwa klien mempunyai potensi yang luar biasa dari yang dia bayangkan sebelumnya. Lantas adakah alasan saya tidak menyenangi profesi ini? Saya sangat enang, bangga, puas dan tentu bersyukur bahwa seorang klien terbantu untuk menemukan apa yang dialaminya, siapa dirinya dan menemukan potensi terbaik dirinya. Hal apa yang saya lakukan?? Apa saya mengarahkan, memberikan pendapat dan masukan kepada mereka? Tidak, sekali lagi saya mendengar dan bertanya, dan menggali potensi mereka.
Untuk menjadi seorang Coach menurut International Coach Federation terdapat 11 kompetensi yang harus dikuasai, yang mana tiga kompetensi dasarnya yaitu: active listening, powerful question dan deep presence. Active listening adalah kemampuan untuk mendengar apa saja yang diucapkan oleh klien, karena dari apa dia ucapkan itulah yang akan menjadi kata kunci dari proses coaching. Powerful Question¸adalah kemampuan memberikan pertanyaan berbobot kepada klien. Salah satu tujuan pertanyaan berbobot adalah mengajak klien unuk merenung dan berpikir sehingga biasanya klien akan menemukan menyadari situasi yang dialami dirinya. Deep Presence, untuk bisa mendengar dan bertanya maka seorang coach harus fokus, hadir sepenuhnya secara fisik, mental dan pikiran untuk memfasilitasi klien. Nah seru kan, sangat menantang untuk menjadi coach kan??
Bidang-bidang apa saja yang bisa dilakukan coaching? Pertama, life coaching, areanya ada pada karir, seputar rumah tangga, kesehatan, studi dan sebagainya. Kedua, business coaching, areanya untuk para pebisnis, enterpreneur, pemilik usaha kreatif, UMKM dan sebagainya. Ketiga, corporate coaching, sesuai dengan namanya coaching ini fokus untuk perusahaan terkait dengan pelampauan target, budaya kerja, penjualan dan sebagainya. Keempat, executive coaching, lebih mengfokuskan kepada para eksekutif di perusahaan, biasanya untuk para manajer dan direktur.
Saat ini jumlah coach yang sudah bersertifikasi di Indonesia sekitar ± 1.000-an. Sementara yang sudah menjadi member of International Coach Federation adalah baru sekitar ± 100-an. Berapa coach yang berusia dibawah 40 tahun?? Saya pikir kurang dari 10% dari jumlah coach yang bersertifikasi. Artinya banyak peluang bagi para pemuda untuk berprofesi menjadi coach.
Kenapa pemuda? Karena banyak pemuda yang berpeluang menjadi klien untuk dicoaching, seperti persiapan UAN, memasuki perguruan tinggi, tugas akhir, persiapan kerja, kegalauan terhadap sesuatu hal dan sebagainya. Profesi ini sangat menyenangkan karena akan banyak bertemu dan memfasilitasi banyak orang. Seru dan keren kan, ketika kita membantu memfasilitasi orang lain namun mereka sendiri yang akhirnya menyadari situasi pada dirinya dan akhirnya menggerakkan diri untuk jalan keluar. Nah, menjadi Coach itu keren…menurut kamu…??
- Life, Business & Corporate Coach
- Coach Community Developer Head DIY Jateng of Coaching Indonesia
- Learning Consultant
- Lecturer of Banking Corporate University
Categories: Sosok
Posted: Dec 28, 2016 18:59
wildan
Posted: Dec 29, 2016 08:36
admin
Posted: Jan 3, 2017 11:47
Coach Keren – Agung Wibowo
Posted: Jan 18, 2017 11:06
MNF. Prasetyo
Posted: Jul 6, 2018 07:48
Sabbatical: Seni Menemukan Makna Hidup Dalam Jeda