-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Muhammad Muslimin Ikbal: Alumni IPDN Yang Bersinar
Setiap tahunnya, ratusan ribu lulusan SMA/sederajat di seluruh Indonesia mendaftar sekolah-sekolah kedinasan. Harapan mereka satu: bisa diterima di sekolah pemerintah tanpa biaya. Harapan mereka sama: bisa menjadi abdi negera setelah lulus.
Karena ketatnya tingkat persaingan, peluang untuk diterima di sekolah-sekolah kedinasan dapat dikatakan kecil. Dengan kata lain, hanya anak-anak terbaiklah yang bisa lulus. Kendati banyak pihak mengatakan bahwa faktor keberuntungan juga berlaku.
Nah, di antara sekolah kedinasan yang paling difavoritkan oleh sahabat muda Indonesia ialah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Sekolah yang terletak di Jatinangor, Sumedang Jawa Barat tersebut diasuh oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Kali ini Kampusgw.com mewawancarai salah satu alumni IPDN. Sosok ramah senyum yang berasal di Provinsi Lampung. Seperti apa sih suka duka selama belajar di IPDN? Apa saja persiapan yang harus dilakukan untuk bisa melewati tes masuknya? Berikut nukilan wawancaranya.
Siapa nama lengkap Anda?
Muhammad Muslimin Ikbal.
Apa kesibukan Anda saat ini?
Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Bisa diceritakan pengalaman akademiknya di masa SD hingga SMA?
Pengalaman akademik saya termasuk siswa biasa. Saya bersekolah di SD Negeri 2 Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung. Kemudian melanjutkan SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Terkait prestasi standar saja, hanya mungkin kalau rannking bisa mendapat 10 besar.
Apa motivasi Anda kuliah di IPDN?
Sebelum mendaftar ke Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), saya mencoba untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun 2008 dengan mendaftar jurusan Teknik Sipil di Universitas Indonesia dan Universitas Lampung. Namun memang bukan rezeki, jadi nama saya tidak tercantum di kedua Universitas tersebut.
Selain mengikuti SNMPTN, saya juga mencoba mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). STIS merupakan sekolah pertama yang sudah ada jadwal tes tertulis sedangkan yang lain (IPDN dan STAN) baru mengumpulkan berkas, saya pun mengikuti tes STIS. Tidak lama kemudian tes STAN mulai dan saya harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes STAN, namun hal tersebut bertepatan dengan Tes Psikologi IPDN. Dengan meminta pendapat sana-sini akhirnya saya memilih untuk mengikuti tes Psikologi IPDN dan tes STAN dilewatkan saja.
Motivasi untuk kuliah di IPDN yaitu tentu saja agar menjadi abdi negara yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan menghemat juga karena sekolahnya gratis.
Apa jurusan yang Anda ambil waktu kuliah di IPDN?
Jurusan Kebijakan Pemerintahan dengan Fakultas Politik Pemerintahan.
Apa saja persiapan yang Anda lakukan sebelum Ujian Masuk IPDN?
Tentu saja fisik yang cukup karena di IPDN ada tes Samapta dan kesehatan. Setiap pagi mencoba jogging meskipun hanya sekitar 30 menit. Cukup istirahat, cukup makan-minum. Dengan mencoba mengerjakan tes-tes psikologi dan pengetahuan umum.
Apa suka duka Anda selama persiapan Ujian Masuk IPDN?
Suka
Karena bertemu teman-teman baru dan kebetulan yang satu SMA hanya 4 (empat) orang. Saya cukup totalitas karena ini merupakan kesempatan terakhir lantaran beberapa tes saya tidak beruntung karena tidak lulus. Perasaan senang lainnya yaitu ketika tes Samapta yang ternyata tesnya tidak hanya lari tetapi juga mencakup push-up, sit-up, pull-up dan lari angka delapan yang masing-masing diberikan waktu satu menit berapa kuantitas yang dicapai. Tentu saja hal tersebut tidak pernah saya latihan karena saya hanya latihan lari. Kebetulan saat tes tersebut saya bersama rekan-rekan yang belum pernah juga berlatih dan kami mencoba bersama, setelah selesai kami pun saling menertawakan. Saya pun menambah teman d isana.
Pada saat tes juga saya belum memberitahu orang tua. Sampai saya harus berangkat ke Jatinangor, Sumedang Jawa Barat untuk melaksanakan tes selanjutnya (maklum tidak ada uang). Orang tua cukup kaget mendengar hal tersebut, namun mereka tetap mendukung.
Duka
Ketika saya mengetahui ternyata rekan-rekan satu sekolah hanya 2 orang yang lulus untuk melanjutkan tes selanjutnya ke Jatinangor, Sumedang Jawa Barat. Padahal ada sahabat saya yang selalu bersama saat tes dan mengirim berkas. Bahkan dia lebih aktif untuk memotivasi saya. Dan juga teman-teman baru saya yang mengikuti jadwal Samapta sama mereka pun tidak ada yang lulus. Saya bingung karena rasa bahagia dan sedih bercampur aduk.
Apa suka duka Anda selama belajar di IPDN?
Suka: karena bertemu dengan teman-teman dari seluruh nusantara yang berbeda suku dan budaya serta kebiasaan. Meskipun kadang kesal tapi sangat mengesankan bisa memiliki teman dari berbagai pelosok Indonesia.
Duka: karena sulitnya berkomunikasi dengan keluarga terutama pada saat Latihan Dasar Pendidikan Mental dan Disiplin Praja (Latsarmendispra) di Rindam III Siliwangi. Memang kita diminta untuk fokus pembentukan karakter sehingga komunikasi dunia luar dibatasi. Ketika menelepon bahwa akan ada pengukuhan praja untuk mengundang orang tua hadir di Kampus IPDN Jatinangor, baru rasa haru mulai terasa.
Bagaimana kurikulum perkuliahan di IPDN?
Kurikulum perkuliahan di IPDN menganut sistem 3 (tiga) hal yaitu pengajaran, pelatihan dan pengasuhan. Karena selain otak yang dibentuk melalui Pengajaran, kita juga diwajibkan dengan mengetahui praktek lapangan dengan Pelatihan dan juga pembentukan karakter pribadi serta tata krama dengan Pengasuhan.
Apa pengalaman paling mengesankan selama kuliah di IPDN?
Pengalaman paling mengesankan yaitu ketika kita dapat mengenal seluruh rekan-rekan dari berbagi pelosok negeri dan budaya Indonesia. Sehingga berbagai tingkah kita jadi memahami dengan baik bagaimana kalau kita keluar daerah yang memiliki perbedaan kebiasaan dengan kita. Ketika handuk tertukar karena kita memiliki handuk yang warnanya sama dan kaos pun juga sama. Kadang kala kita melihat kaos yang ada nama kita dipakai dengan teman kita, sehingga menjadi bahan lelucon yang bisa membuat kita akrab satu sama lain.
Dulu alumni IPDN katanya wajib mengikuti ikatan dinas ya Kak. Apakah benar demikian?
Sampai sekarang pun kita tetap ikatan dinas kok. Memang perbedaannya mengenai status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)-nya saja. Sekarang ketika lulus baru akan diproses untuk CPNS dan PNS nya.
Apakah penempatan ikatan dinas bisa memilih sesuka hati?
Penempatan tersebut ditentukan oleh Kementerian Dalam Negeri, di mana ada yang akan kembali ke masing-masing daerah asal Provinsi pendaftaran. Beberapa akan menjadi pegawai di Kampus IPDN dan Kementerian Dalam Negeri.
Apakah ada denda atau sanksi jika tidak mengikuti ikatan dinas?
Karena memang wajib pasti semua akan mengikuti proses dan aturannya. Selama tidak ada yang tidak mengikuti ikatan dinas, karena tujuan utama memang untuk ikatan dinas.
Apakah selama kuliah di IPDN harus mendapatkan IPK tertentu?
Selama di IPDN saya mendapatkan IPK standar aja. Lumayan lah cukup untuk melanjutkan kuliah S2 di Universitas Indonesia.
Apakah kuliah di IPDN itu benar-benar gratis?
Iya benar. Makan pagi, siang dan malam semua sudah tersedia. Begitu juga tempat tinggal. Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan para Praja IPDN tinggal menjalankan saja tanpa perlu keluar uang sedikit pun.
Apa sih rahasia tips dan tips agar bisa diterima di IPDN?
Rahasia dan tips standar yaitu pelajari tentang tes psikologi yang beredar di toko-toko buku, pelajari pengetahuan umum dan tambah instensitas olahraga minimal 30 menit perhari.
Apa saran-saran Kakak untuk teman-teman yang ingin kuliah di IPDN?
Seperti yang saya sampaikan pada rahasia dan tips yaitu mempelajari buku tes psikologi, pelajari pengetahuan umum yang sedang berkembang waktu ini. Intensitas olahraga mnimal 30 menit perhari serta pelajari peraturan tentang pemerintahan. Terutama berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Categories: Sosok
Posted: Dec 7, 2017 21:23
ervina dwi jayanti
Posted: Dec 8, 2017 10:08
admin