-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
Tanto Senjaya: Menemukan Kebahagiaan dari Bazi
Empat Pilar Takdir, yang dikenal sebagai “BaZi”, secara harfiah Delapan Karakter Waktu Lahir, sebenarnya adalah tanggal lahir seseorang berdasarkan kalender Ganzhi (cabang batang) – kalender tradisional Tiongkok yang mencatat tahun, bulan, hari, dan jam secara akurat dengan menggunakan batang surgawi dan cabang duniawi. Kalender batang-cabang terdiri dari delapan karakter yaitu batang tahun, cabang tahun, batang bulan, cabang bulan, batang hari, cabang hari, batang jam dan cabang jam. Sepasang batang dan cabang dikenal sebagai pilar dan Delapan Karakter terdiri dari pilar tahun, pilar bulan, pilar hari dan pilar jam, sehingga Bazi juga disebut Empat Pilar atau Empat Pilar Delapan Karakter. Bazi memainkan peran penting dalam adat istiadat rakyat Tionghoa. Di Tiongkok kuno, baik Taois maupun astrolog Tiongkok menceritakan takdir orang-orang dengannya.
Bazi berfokus pada karakteristik unik seputar tahun lahir, bulan, tanggal, dan jam lahir seseorang-menggunakan faktor-faktor ini untuk menafsirkan takdir, kepribadian, hubungan, interaksi dengan lingkungan, dan bahkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan risiko mereka.
Terdiri dari Sepuluh Batang Surgawi (??) dan Dua Belas Cabang Duniawi (??), bagan Bazi disusun menurut Empat Pilar (????) — pilar Tahun, Bulan, Hari, dan Jam.
Pilar Tahun (??): mengacu pada tahun lunisolar, dimulai dari Lichun.
Pilar Bulan (??): mengacu pada masing-masing dari dua belas bulan dalam setahun.
Pilar Hari (??): mengacu pada salah satu dari 365 hari dalam kalender.
Pilar Jam (??): mengacu pada 12 segmen dua jam setiap hari, sesuai dengan waktu kelahiran individu.
Dalam metafisika Cina, Qi (?) adalah konsep yang dihormati waktu, dianggap sebagai esensi utama dari semua makhluk hidup dan alam semesta itu sendiri. Kekuatan hidup dan energi yang mengalir pada manusia, semua makhluk hidup, dan kosmos adalah produk dari pergerakan Qi dan interaksinya dengan alam.
Dalam studi Bazi, Qi dipetakan dan direpresentasikan melalui kombinasi 22 karakter yang dikenal sebagai Sepuluh Batang Surgawi dan Dua Belas Cabang Duniawi. Masing-masing dari 10 Batang Surgawi dikaitkan dengan elemen dan polaritas Yin-Yang, sedangkan 12 Cabang Duniawi dikaitkan dengan setiap tanda zodiak, dan selanjutnya dikaitkan dengan elemen, waktu dua jam, sistem musiman dan arah.
Sejak Dinasti Song Utara, ahli Feng Shui Kekaisaran telah menganalisis profil Bazi anggota keluarga kerajaan untuk membantu mereka mencapai kekayaan, kesehatan, keharmonisan, dan umur panjang melalui penerapan Feng Shui Kekaisaran.
Ketika norma-norma sosial, ekonomi, dan budaya berkembang selama berabad-abad, studi Bazi telah berevolusi dan beradaptasi untuk membantu siapa saja berkembang dalam masyarakat modern.
Untuk profesional penjualan, memahami bagan Bazi kita membantu memahami kepribadian penjualan dan membantu dalam pengembangan strategi pemasaran yang unggul untuk memajukan produk dan layanan kita. Selain itu, ini juga memungkinkan kita untuk lebih memahami klien kita dan jenis profil serta kepribadian yang memiliki chemistry kerja yang kuat dengan kita.
Bagi para profesional karir, pemahaman tentang Bazi mendorong pengembangan chemistry yang baik dengan rekan kerja dan atasan. Ini membantu kita mencapai hasil yang luar biasa dalam kinerja kerja kita, dan mempertahankan kemajuan karier yang konsisten.
Bagi para wirausahawan, Bazi membantu dalam mengidentifikasi calon mitra industri, dan kelayakan ide bisnis serta memfasilitasi dalam mengidentifikasi waktu yang optimal untuk meluncurkan bisnis kita, berdasarkan tren keberuntungan kita..
Bagi para orang tua, Bazi juga digunakan sebagai alat penuntun, mengarahkan anak-anaknya menuju tujuan, cita-cita, dan pencapaian yang positif dalam hidupnya.
Nah, pada kesempatan kali ini Kampusgw.com berkesempatan berbincang dengan salah satu praktisi Bazi tanah air Tanto Senjaya.
Bisa diceritakan bagaimana Ko Tanto mengenal Bazi?
Awal 2001/2002, saya belajar I Ching yang bisa dikatakan sumber dari segala sumber metafisika Tiongkok. Sekitar tahun 2004, saya mulai mempelajari Bazi.
Dari kecil memang saya cenderung menyukai astrologi Timur karena saya merasa sudah banyak orang yang mengenal astrologi Barat. Awalnya justru saya ingin menguasai Fengshui karena saya merasa sepertinya keren jika bisa mewujudkannya.
Apa motivasi Ko Tanto mendalami Bazi?
Awalnya seperti keren jika bisa membaca Bazi seseorang. Begitu senang jika saya menguasainya. Namun belakangan motivasi saya justru cenderung ke sisi spiritual. Dengan menguasai Bazi, saya merasa bisa lebih bermanfaat untuk orang banyak. Bahagia rasanya jika bisa membuat orang lain bahagia melalui Bazi.
Apa pengalaman mengesankan Ko Tanto selama menjadi praktisi Bazi?
Ada begitu banyak pengalaman mengesankan, namun ada dua yang tak terlupakan. Pertama, saya berhasil membantu teman kerja di perusahaan sebelumnya. Ketika itu ia sedang galau karena harus memutuskan untuk memilih dua cowok yang sama-sama mendekatinya. Karena ia mengikuti saran saya, perempuan itu kini sudah menikah dengan cowok yang memang saya rekomendasikan. Ia terlihat begitu bahagia karena suaminya pengertian, penyayang dan sesuai dengan yang ia dambakan.
Berikutnya, ketika saya membantu kakak menentukan tanggal lahir anaknya ketika masih sedang hamil. Awalnya saya termasuk orang yang “anti” memberi info seperti itu karena seperti mendahului “takdir Tuhan”. Namun karena tidak ingin mengecewakan kakak, saya carikan tanggal lahir yang pas untuk anaknya. Puji Tuhan, kakak saya bisa melahirkan di tanggal dan jam yang sesuai dengan rekomendasi saya. Kini anak dari kakak saya tersebut tumbuh menjadi anak yang baik. Dari kecil anak tersebut tidak pernah menyusahkan orang tuanya. Dengan kata lain, kakak saya begitu bahagia memiliki anak tersebut.
Bagaimana sepak terjang Ko Tanto dalam mengenalkan Bazi?
Sejujurnya saya merasa tidak mau dianggap sebagai praktisi Bazi karena saya merasa ilmu saya belum cukup. Waktu itu saya memang belajar sekitar dua tahun dengan salah satu guru Bazi. Karena jarak yang begitu jauh dan kelas malam, saya memutuskan untuk berhenti.
Saya mengenalkan Bazi dari mulut ke mulut karena dari awal saya tidak terlalu ingin mengkomersilkan. Saya tak buka praktik. Namun, banyak orang yang tahu bahwa saya suka dengan Bazi. Dari situ, klien mulai berdatangan yang dimulai dari adik-adik kelas ketika kuliah dan teman-teman kantor.
Dulu literasi Bazi memang tidak sebaik sekarang. Kedatangan internet membuat segalanya lebih mudah. Belakangan saya belajar dari salah satu guru Bazi lainnya yang kebetulan ia pernah berguru langsung di Hong Kong, Tiongkok, Taiwan dan seterusnya.
Semakin saya mendalami Bazi, saya merasa belajar itu tidak ada habisnya. Ibaratnya seperti mengupas bawang merah. Ketika satu lapis terkupas, masih ada lapis-lapis lain yang perlu kita kupas.
Apa tantangan Ko Tanto dalam mempelajari Bazi?
Teorinya begitu banyak. Ketika mulai masuk tahap analisa, begitu banyak variasi atau kemungkinan. Sebagai contoh untuk level madya, ada tidak kurang dari 550 pakem. Itu semua perlu kita kuasai. Kendati demikian, saya begitu tertantang untuk menguasainya karena saya merasa lebih baik dari sisi spiritual. Jadi, berkat Bazi saya bisa mendapatkan kepuasan yang tak dapat dibayar dengan Rupiah.
Menurut Ko Tanto, apakah Bazi bisa disebarluaskan semua kalangan ke depannya?
Jika bertemu komunitas yang cocok, tentu bisa dengan mudah berkembang. Sayangnya, masih banyak tantangan untuk mengenalkan Bazi ke masyarakat modern karena sebagian memandangnya seperti ramalan, sebagian lain melihatnya sudah kuno.
Apa fakta unik Ko Tanto ketika menyadari manfaat Bazi?
Bazi bisa mengenali keseimbangan diri kita. Sebagai contoh, dari belajar Bazi hingga tahun 2019, saya tidak pernah lagi melihat Bazi. Namun suatu hari di tahun 2019, saya membuka lagi analisa Bazi ke belakang. Ternyata, apa yang saya jalani hampir semuanya sesuai dengannya.
Saya merasa senang bisa berbagi Bazi karena motto saya jika baik ya baik saja. Dengan kata lain, saya tidak berharap akan mendapatkan hoki karenanya. Namun jika melihat perjalanan diri saya ke belakang, perbuatan baik saya tersebut bisa melindungi saya dari keburukan.
Saya merasa tidak semua orang bisa menerima atau percaya bazi meski tujuannya baik. Oleh karena itu, saya tidak ngoyo. Saya tidak memiliki strategi khusus untuk mengenalkannya karena saya percaya semua itu “cocok-cocokan”.
Apalagi saya percaya karma. Semua hal di dunia ini seperti hukum sebab-akibat. Dari pengalaman saya memahami dan mendapatkan manfaat dari Bazi, tingkat akurasinya sampai 90%. Ini tidak mengherankan karena Bazi ini bisa dikatakan ilmu kuno yang sudah ada sejak kira-kira 3500 tahun lalu.
Wah, menarik juga ya teman-teman jika kita melihat perjalanan Ko Tanto Senjaya mendalami Bazi. Bagaimana dengan Anda? Apakah tertarik mengetahui Bazi Anda?
Categories: Sosok