-
Konsultasi jurusan kuliah?
-
Mempersiapkan beasiswa?
-
Ingin sukses berkarir?
-
Atau mengembangkan diri?
5 Hal Yang Harus Kamu Lakukan Ketika Skripsi “Bermasalah”
Skripsi merupakan tugas akhir yang tidak mudah diselesaikan. Karena ada begitu banyak faktor yang membuatnya tidak kunjung tuntas. Entah karena minimnya biaya untuk mengambil data, dosen pembimbing yang kurang kooperatif, kesehatan yang tidak bersahabat, atau mungkin karena mahasiswanya sendiri yang malas.
Nah, apapun faktor penghambatnya, skripsi harus diselesaikan. Mengapa? Karena tidak terhitung mahasiswa yang gagal meraih Sarjana hanya karena “kalah” dengan skripsi. Huaaaaa, nggak mau kan kamu menambah daftar kegagalan tersebut?
Jika kamu sekarang sedang menulis skripsi, dan mendapati hambatan yang tidak main-main; kamu tidaklah sendirian. Berdasarkan riset internal Kampusgw.com, ada beberapa hal yang bisa menyelamatkan skripsimu.
Komunikasi dengan Dosen Pembimbing
Percaya atau tidak, setidaknya 50% kesuksesan penyelesaian skripsimu ada di tangan pembimbing. Sekilas memang terdengar lebay bukan? Tapi, itulah adanya.
Pembimbing bukanlah Dewa, apalagi Tuhan. Ia hanyalah orang yang ditugaskan untuk menjadi fasilitator penulisan skripsimu. Dengan kata lain, ia mengarahkan ketika penelitianmu melenceng dari aturan. Ia mengingatkanmu ketika teknik penulisan ilmiah amburadul. Ia menegurmu ketika ada indikasi plagiarisme. Dan hal-hal yang tak perlu dituliskan di sini lainnya.
Dengan menyadari peran pembimbing, kamu seharusnya lebih siap mental menyelesaikan skripsi. Kenapa coba? Karena yang paling besar menentukan cepat atau tidaknya penuntasan skripsi ya dirimu sendiri. Bukan pembimbing.
So, jika sekarang kamu bermasalah dengan pembimbing, ngaca dulu deh. Bagaimana komunikasi kamu selama ini dengannya? Apakah ada jarak? Apakah kamu telah memposisikan diri sebagai “anak bimbingan” yang baik?
Kuasai Teknik Penulisan Ilmiah
Menulis skripsi itu ada aturannya ya teman-teman. Kamu tidak bisa semena-mena menulis dengan gaya SMS, bahasa gaul, atau semacamnya.
Skripsi yang baik ialah yang ditulis berdasarkan teknik penulisan ilmiah. Dengan kata lain, kamu harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang tersedia. Bukan mengada-ada. Bukan melanggar.
So, bagi yang masih belum menguasai teknik penulisan ilmiah, ada baiknya sekarang “ngebut”. Berpacu untuk segera menguasai ilmunya.
Metode Penelitian
Ibarat memasak, kamu butuh keahlian meraciknya ya. Jadi, kalau kamu baru memiliki bahan-bahan mentah, alat penggorengan, bumbu pelengkap, kompor, dan wadah makanan belumlah cukup. Begitu pula dengan skripsi.
Untuk bisa menyelesaikan skripsi dengan baik, kamu perlu menguasai metode penelitian sesuai dengan bidang keahlianmu. Suka atau tidak suka, kamu harus menguasainya jika ingin segera menyandang gelar Sarjana atau Diploma.
Penguasaan Materi
Ini juga nggak kalah penting teman-teman. Kamu harus menguasai materi. Percuman saja kan kamu punya segudang ide tapi hanya tahu permukaannya? Kamu harus menjadi orang yang paling tahu, paling ahli dalam masalah yang kamu teliti. Semakin kamu menguasai materi, semakin mudah pula kamu meneliti dan menuliskan laporannya.
Motivasi Pasca Kuliah
Yes, ini nggak boleh dilupakan. Kamu ngapain sih kuliah? Ngapain capek-capek membuat skripsi yang belum tentu ada gunanya di kemudian hari?
Jika kamu lagi down, kamu perlu berhenti sejenak ya bro & sis. Kamu perlu memikirkan ulang. Tanyakan “mengapa” berkali-kali kepada diri sendiri.
Jika kamu telah bisa menjawab “mengapa” tadi. Akan lebih mudah kamu menjawab “bagaimana caranya”. Sesederhana itu sih. Intinya motivasi pasca kuliah harus kamu jadikan patokan. Entah mau sukses berkarir, sukses melanjutkan S2, sukses membahagiakan orang tua, sukses beraktualisasi diri, dan seterusnya.
Nah, itu dia 5 hal yang harus kamu lakukan ketika skripsi “bermasalah”. Ingat lagi ya, skripsi yang baik ialah skripsi yang selesai. Jadi, selesaikan skripsimu sekarang juga.
Sumber gambar: thesischampion.com
Categories: Tips